Rahasia dibalik penciptaan tempat jalan bintang-bintang

Tempat jalan-jalan bintang dalam bahas al-Qur'an dinamkan falaq
Sebagaimana firman Allah ta'ala :"Dialah (Allah)yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis"(Qs.Al-Mulk :3)
Sesudah itu Allah menciptakan asap sebagaimana firmanNya:"Kemudian Dia(Allah)menuju penciptaan langit yang waktu itu berupa asap....(Qs.Fushshilat:11)
Setelah Allah memandang dengan kebesranNya terhadap asap itu,lalu dijadikanya tujuh bagian yaitu:satu bagian berupa air,kedua berupa embun,ketiga berupa perak,ke 4 berupa emas,ke 5 berupa mutiara,ke 6 berupa mira delima,dan ke7 berupa besi.
Kemudin Allah menciptakan lanit dunia,pertama terbuat dari air,embun,besi,perak,mutiara,dan mira delima.
(suatu renungan):Allah telah menciptakan dari satu asap,7 lapis langit yang sama lainnya berbeda-beda.Tetapi yang aneh lagi air yang diturunkan Allah dari langit,yang berfungsi menghidupkan Bumi yang mati(tandus).Dari tetesan -tetesan air hujan tumbuhlah berbagai macam tumbuhan,dari tumbuhan-tumbuhan itu ada yang merah,ada yng kuning,hitam,putih,dan ada pula yang manis rasanya bahkan ada juga yang pahit.
Dalam hal ini Allah swt berfirmman:".....dan Kami lebihkan sebahagian tanam-tanaman itua atas sebahagian yang lain tentang rasanya...."(Qs.Ar.Ra'd:4)
Ada yang aneh lagi dari semua kejadian di atas itu ialah tetes air mani(nutfah)yang ditumpahkan kedalam rahim ibu(sang perempuan).Dari tetesan nuftah tersebut,Allah menjadikan segumpal darah yng beku,kemudian menjadikannya sepotong daging,setelah itu dijadikannya tulang-belulang,dan akhirnya jadilah seorang bayi manusia.Ada yang lelaki dan ada yang perempuan,ada yang beriman dan ada yang kafir,ada yang shalih ada yang jahat,ada yang ihklas dan ada yang munafik,ada yang mengesakan Allah dan ada yang menyekutukanNya.Dan dari tetesan air mani (nutfah)itu ada yang tergolong orang yang sai'd(bahagia)dan ada pula yang syaqir(celaka),baik bahagia di dunia pun bahagia diakherat.Dengan demikian ,maka Allah itumaha suci dan Dia adalh sebaik-sebaik pencipta.
Back to pesantren DM78